Sabtu, 30 Agustus 2008

sinetron Anisa di SCTV

Belakangan ini banyak sekali tayangan sinetron yang ramadhan yang menghiasi layar kaca (tv) sikotak ajaib yang bisa memberikan hiburan kepada kita. Mungkin sebenarnya sinetron yang ada itu tidak jauh beda dengan sinetron dibulan-bulan biasa. Diantara banyak sinetron yang ada salah satunya adalah sinetron Anisa di SCTV. Mungkin kalau kita lihat sepintas sinetron ini hampir sama dengan sinetron ramadhan yang lain. Tapi coba kita cermati dengan teliti sinetron ini.
Baru beberapa episode saja sinetron ini sudah menangkan tentang kekerasan yang dilakukan oleh beberapa anak yang memang berperang antagonis. Dari tayangan tersebut kita sudah bisa melihat peran dari lembaga penyiaran khususnya SCTV tidak terlalu memperhatikan dampak yang ada dalam sinetron ini.
Anak bisa berpikir kalau kita menjadi orang yang baik pasti akan dijaili oleh teman-temannya, walaupun pada akhirnya yang tadinya jahat menjadi tidak jahat karena mendapatkan nasihat dari orang tua ataupun teman yang baik itu. Tapi seharusnya media harus bisa berpikir kalau anak-anak itu cenderung meniru adegan kekerasan daripada adegan yang baik.
Selain itu sinetron ini juga meniru konsep telenovela dulce maria. Disini Anisa berperan seperti dulce yang tinggal di asrama sedangkan Anisa tinggal dipesantren dan tiap minggu dia libur, tapi kalau dia mendapatkan hukuman dari ayahnya maka ia tidak diperbolehkan untuk berlibur ataupun pulang kerumahnya.
Selain itu juga Anisa disini tidak melulu menjadi orang baik, ada kalanya ia menjadi anak yang jahat yang menentang pilihan orang tuanya memilih pasangn hidupnya. Apa pantas hal seperti itu dilakukan oleh anak sekecil anisa. Terlepas dari tingka pola anisa, kita melihat peran yang lain yang memang tidak asing lagi disinetrin kita yaitu usaha untuk merebut harta orang lain dengan cara apapun pasti akan dilakukan.
Mungkin sebagian masyarakat kita sudah bisa mengerti dan tidak meniru tiap adegan yang ada, tapi perlu kita ingat kalau orang indonesia itu tidak semuanya pintar, termasuk penulis.
Untuk itu marilah kita sama mengawasi tiap tayangan yang ada supaya tidak terjadi dampak yang tidak kita inginkan, mulailah dari lingkungn sekitar tempat tinggal kita, terutama dalam keluarga kita. Mari kita bantu pemerintah untuk bisa menekan kebodohan masyarakat dalam menyeleksi tiap tayangan supaya masyarakat kita itu sadar dan menbuka mata untuk bisa membedakan antara adegan yang pantas ditiru dan tidak.