Rabu, 30 Juli 2008

meningkatkan komunikasi yang efektif pada anak autis

“ Apa yang sudah Anda lakukan untuk anak-anak yang dititipkan oleh ALLAH SWT kepada kita “
Kalimat yang keluar dari Marjuki Spd, ketika menerangkan tentang kekurangan yang ada pada anak penyandang autis.
Marjuki mengatakan, sebenarnya kita bisa mengetahuai apakah anak kita mengalami gangguan pada perkembangannya. Sebelum berumur dua tahun kita harus memperhatikan terhadap perkembangan anak kita, dari perkembangan motorik anak, bahasa anak, kontak mata, dan bagaimana respon anak ketika diberi stimulus. Hal tersebut bisa dijadikan acuan untuk mengetahui apakah anak termasuk dalam spectrum autis atau tidak, Juki sapaan akrab untuk Marjuki menambahkan.
Namun perlu diketahui apabila anak sudah bisa berbicara, harus diperhatikan apa yang anak bicarakan dan apakah anak tersebut bisa melakukan komunikasi dua arah dengan orang lain, atau hanya melakukan komunikasi satu arah atau untuk dirinya sendiri. Menurut pria kelahiran Klaten ini, anak yang baru bisa bicara untuk dirinya sendiri, belum bisa disebut komunikasi, karena komunikasi itu sendiri adalah proses penyampain pesan dari satu orang ke orang lain.
Anak autis itu mempunyai kelebihan di visualisasinya, karena dengan melihat sesuatau secara langsung, akan memudahkan mereka untuk membayangkannya apa yang telah dilihatnya, kita bisa menggunakan benda dua dimensi maupun tiga dimensi.Selain itu juga bisa menggunakan gambar yang menujukkan benda, kegiatan, dan hal yang bisa menimbulkan si anak tergerak melakukan aktivitas yang bersifat positif. Namun kalau secara abstraktif anak akan mengalami kesulitan untuk merangkaiapa yang kita ucapkan.
Untuk menyusun kata yang didengarnya, diperlukan kerja syarat-syarat otak kecilnya, dan hal tersebut dibutuhkan waktu yang tidak sebentar, “ Jelas Juki.
Untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya memang kurang, namun mereka bisa diajarka tapi jangan diterjunkan langsung karena anak akan kaget dan tidak mengerti apa yang orang lain kerjakan, dan bingung akan melakukan apa. Menurut alumni Universitas sebelas Maret ini, sebaiknya langkah awal yang perlu diperhatikan supaya anak bisa bersosialisasi, yaitu ajaklah anak bermain dengan kita selaku orang . Selanjutnya dengan teman sebaya yang tidak menyandang autis tapi jangan langsung banyak, bawa satu teman sebayanya kerumah, tapi hal yang terpenting jangan biarkan anak tersebut bermaian berdua, sebaiknya orang tua mengarahkan terlebih dahulu kepada kedua anak tersebut. Bersosialisasi disini anak juga harus aktif dengan kegiatan yang ada dikelompok tersebut.
Ketika menghadapi anak yang sedang emosi sebaiknya orang tua jangan panik, karena anak justru anak mencari perhatikan untuk mendapatkan apa yang anak inginkan, harus tenang dalam menangai anak yang sedang dalam keadaan emosi.
Tekanan emosi ini juga bisa timbul dari makanan yang dikonsumsinya, apabila makanan yang dikonsumsi tidak sesuai secara medisnya pencernaannya juga tidak bagus,dan bisa mempengaruhi konsentrasi, pola tidurnya, perhatian, dan prilakunya. Dari makanan yang diberikan orang tua bisa melakukan observasi sendiri denag cara memberikan tanda pada setiap makanan yang diberikan apakah denga makanan tersebut anak akan mengalami perubahan pada pola tidurnya, prilaku dan perhatiannya, konsentrasinya. Apabila ada masalah dengan makanan yang diberikan pertama kali, langkah selanjutnya sebaiknya mengganti makanan yang lebih baik lagi. “ Terang Juki.
Untuk anak yang sudah diterapipun belum tentu bisa masuk ke skolah umum karena keberhasilannya pun perlu memperhatikan beberapa hal, berat ringannya gejala pada anak, konsistensi perhatian dari orang tua, kondisi kesehatan anaknya. Terapi dilakuakn adalah untuk memaksimalkan kemampuan anak samapi sejauh mana potensinya bisa membawa diri untuk beradaptasi dengan lingjungannya dan berprilaku seperti nasyarakat lain, “ Tambah Juki. susi
Cara mengajarkan komunikasi yang efektif terhadap anak autis
Berikan kesempatan kepada anak untuk belajr tentang sebab akibat dalam kehidupannya.
Karena kesulitan anak dalam memahami hal-hal yang sifatnya abstrak, maka perkenalkanlah dulu nama-nama objek yang sifatnya konkret dan dapat disentuh.
Timbulkan minat anak untuk lebih aktif berkomunikasi dengan mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :
Beri tanda bahwa orang tua mengharapkan respon anak dengan tidak bicara
Melakukan kontak mata, alis terangkat, dan mulut sedikit terbuka.
Berilah situasi dimana anak harus berkomunikasi untuk memperolah keinginan. Gunakan ekspri wajah dan gerak tubuh sebanyak mungkin
Beri contoh dan jangan terlalu banyak mengoreksi. Gunakan bahasa sederhana dan singkat. Jika perlu gunakan intonasi atau voleme suara yang menarik.berbagai sumber / susi