Selasa, 12 Agustus 2008

uniknya budaya yang ada di desaku

Semua orang pasti mengingikan suatu pernikahan dengan pasanganya, tentunya tanpa adanya paksaan dari berbagai pihak. Apalagi sekarang bukan zaman siti nurbaya agi , orang tua harus ikut campur dalam urusan ini. Walapun semua orang rua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, tapi tidak dengan cara menjodohkan anaknya dengan piihanya kan.
Dalam hal ini seharusnya orang tua yang ikut campur, tapi tidak begitu dengan yang ada di desa tempat saya tingga. Dimana semuanya itu diserahkan kepada ustad yang memang menjadi panutan di sana. Daam urusan pernikahan pasti kalau ada santri yang ketahuan sudah pacaran sesama santri pasti langsung dinikahkan. Mungkin tujuannya bagus supaya tidak terjadi fitnah, namun pernikahan yang dianjurkan adalh pernikahan siri terebih dahulu, dan diberi waktu satu tahun baru di nikahkan ewat KUA. Biasanya orang sudah nikah itu kan boleh aja tingga satu rumah layaknya suami istri, tapi ini tidak boleh sama sekali. Jadi daam waktu satu tahun itu si cowok harus sudah siap ahir bathin.
Yang jadi permasalahan disini adalah apakah waktu satu tahun itu cukup untuk si cowok mempersiapkan segaa sesuatunya. Kalau dia berasal dari keurga yang kaya mungkin tidak menjadi masalah, tapi kalau sebaliknya apa dia tidak menambah masalh buat orang tuanya yang harus mempersiapkan segaa sesuatunya. Apalai di sana minimal itu kalau mau nikah paling tidak harus membawa sapi sebagai seserahan.
Sebagian warga tidak terlalu sejutu dengan hal tersebut karena menurutnya terlalu memaksakan, tidak melihat keadaan dari kedua belah pihak. Tapi buat segian orang yang fanatik sama ustad itu yang setuju-setuju saja. Bagaimana caranya yang penting anak saya bisa nikah tanpa harus berbuat zina terlebih dahulu.
Namun apakah langkah yang diambil ustad itu bisa mengurangi masalah yang ada,,banyak juga yang nabung dulu sebelum nikah, mending nabung duit, nabung anak....
Itu menurut saya pribadi sangat unik, karena didesa-desa yang lain hal itu tidak terjadi, main nikahin siri, kasih waktu setahun, baru dh nikah ke KUA. Tapi herannya masyarakat disana itu selalu nurut aja apa yang dikatakan oleh ustadnya, kalau disuruh nyemplung ikut juga kali ya....

Tidak ada komentar: