Sabtu, 15 November 2008

Tahu Gimbal Semarang.

Sunarwan (45), hijrah dari Semarang ke Jakarta untuk mengadu keberuntungan. Ia mulai usaha berdagang tahu gimbal di Pondok labu, Jakarta Selatan bulan Maret 2008. Untuk sebagian masyarakat Jakarta jenis makanan ini terasa asing. Dan kebanyakan dari mereka pun penasaran. Makanan ini berisi, Tahu, gorengan udang, telur ceplok, kecambah, lontonng, dan ditambah dengan bumbu kacang.

Bapak dua anak ini, memilih berjualan tahu gimbal karena di daerah tersebut belum ada. Walaupun masih terbilang baru, namun omzetnya berkisar antara Rp 400 ribu-Rp 500 ribu. Ia mulai berjualan dari jam 8 pagi - jam 2 siang.

Di daerah tersebut memang cocok untuk berjualan berbagai jenis makanan. Karena macet dan dekat supermarket yang ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitar. Pedagang tahu gimbal ini, satu-satunya di Pondok Labu. Maka tidak heran apabila ramai diburu orang dari berbagai tempat dan kalangan, baik menengah atas maupun bawah.

Dalam sehari ia bisa memperoleh keuntungan Rp 150 ribu-Rp 200 ribu. Satu porsi tahu gimbal ini, ia beri harga Rp 6 ribu. Untuk masalah rasa, menurut pengakuannya menggunakan resep dari kampung asalnya. Yang terpenting sebelum mulai berdagang dan melangkahkan kaki dari rumah selalu berpikir posifit kalau dagangannya akan habis terjual. Dan selalu mengingat kepada Sang Pencipta karena telah memberikan rizki-Nya, “tambahnya dengan penuh harap.

Nasi Megono

Sudah 15 tahun Da’an (48), berjualan Nasi Megono di Pasar Kebon Melati, Jakarta Pusat. Tiap hari mulai jam 4 sore-jam 9 malam, dengan istrinya Murah (40) berjualan. Walaupun hanya sebentar berjualan, namun omzet dalam sehari bisa mencapai Rp 900 ribu-Rp 1 juta.

Nasi megono ini untuk masyarakat sekitar mencari makanan pilihan, selain karena enak, harganya juga terjangkau oleh semua kalangan. Tiap porsinya ia beri harga Rp 4 ribu. Itu belum termasuk dengan tambahannya, bebek goreng, ikan tongkol, telur dadar, tempe dan tahu goreng.

Selain melayani masyarakat sekitar, setiap malam ia harus membungkus nasi megono pesanan dari pengusaha konveksi sebanyak 25 bungkus nasi megono, dan gorengan tahu , tempe masing-masing 50 biji.

Tiap malam suasana diwarung tendanya itu selalu ramai dikerubutin oleh pembeli. Selain karena harganya murah, juga karena kelezatanya, apalagi ditambah dengan ikan tongkol dan sambel terasi.