Selasa, 16 September 2008

keturunan hispanik mencari islam di amerika serikat

Keturunan Hispanik (keturunan Amerika Latin dan Spanyol) mencari islam di Amerika Serikat

Jumlah wanita Hispanik di Amerika Serikat (AS) yang memeluk islam semakin banyak.
Seiring waktu, jumlah mereka kini mencapai ribuan hanya dalam hitungan
bulan. Meski tidak mudah dan banyak mendapat tentangan dari keluarga,
para muslimah asal Amerika Latin yang kini menetap di Amerika Serikat ini tetap bertahan dengan keyakinannya.

Wanita Hispanik di Amerika Serikat berlomba-lomba mencari islam. Seperti yang terjadi pada Melissa matos saat memutuskan untuk bermukim di Amerika Serikat, dan hal tersebut membawanya kepada sebuah pengembaraan spiritual baru. Dan gadis asal republic Dominika ini hatinya tertambat pada agama yang semula asing baginya, yaitu agama islam.

Dari kecil ia termasuk dalam keluarga Kristen advent yang taat. Namun ia justru menemukan kedamaian dalam islam. Hal serupapun terjadi pada Jameela Ali, wanita asal peru memutuskan untuk menjadi muslimah setelah bermimpi berdoa disebuah masjid yang diterangi oleh cahaya lilin. Dan tidak lama ia bersyahadat.

Dalam menjalan agama yang mereka yakini sekarang ini adalah untuk meyakinkan keluarga mererka masing-masing bahwa pilihan yang mereka ambil adalah benar. Mereka merasa asing dalam keluarga dan teman-temanya, merasa sangat jauh. Namun mereka tetap menumukan keindahan dalam islam, dan pengorbanannya sesuai dengan kedamaian dan kebahagian dalam islam.

Cristina Martino, yang berasal dari Venezuela kebanyakan orang menganggap dirinya berasal dari Iran dengan pakaian menutup aurat yang kini dikenakanya. Pemeluk islam dari Amerika Latin memang biasa terjadi Di Amerika Serikat, karena masyarak hispanik memang biasanya identik sebagai pemeluk Kristen yang taat. Untuk itu tidak heran banyak orang yang tidak percaya jika beberapa diantaranya adalah orang muslim

Jumlah terbesar pemeluk Muslim di kalangan masyarakat latin justru didominasi oleh kaum hawa. Walaupun tidak ada catatan pastinya, namun diperkirakan dari 40 ribu muslim hispanik, 60 % merupakan wanita. Dan kebanyakan dari mereka yang berpindah ka agama islam, bisa dipastika mereka adalah orang yang ragu pada kepercayaan mereka selama ini

Muslim Hispanik di Amerika Serikat

Ketidak jelasanpun disini terjadi, para pendatang asal Amerika Latin menganut islam di Amerika Serikat. Islam berkembang dengan pesat sejak lima thun keberadaan organisasi dakwah amerika Latin yang bernama Latino American Dawan Organization (LADO), sebuah komunitas muslim di New York City yang di rintis oleh Samantha Sanchez bersama lima temanya.

Denag cepat organisasi ini berkembang dan melakukan promosi untuk memperkenalkan islam lewat pembagian Al-Qur’an dan pamphlet tentang islam. Dan hingga saat ini LADO telah memiliki cabang di Austin, Illinosis, Massachusets, dan Arizona.

Menurut imam Masjid Raya Houston Sheikh Zoubir Buochikhi penganut islam asal Amerika Latin terus berkembang, dan fonomena ini sebenarnya sudah cukup lama terjadi diseluruh Amerika Serikat. Dan menurut Juan Galvad, Direktur LADO untuk kawasan Texas, islam berkembang pesat dengan berbagai macam cara. Ada yang berkenalan dan menikah dengan orang muslim, dan ada juga melalui proses panang dang akhirnya menemukan kedamain dalam islam.

Sebagian lagi mempelajari islam pasca peristiwa 11 September yang menyudutkan para pemeluk islam, dan keingintahuan tentang islam, pada akhirnya mereka tertarik dan menjadi orang muslim.Tak sedikit pula yang merasakan kehampaan dalam agama mereka
sebelumnya, dan menemukan apa yang mereka cari dalam islam

Sementara menurut Ihsan Bagby, professor di University Kentucky, menyebutkan 6% dari seluruh pendduduk Amerika yang berpindah keyakinan berasal dari komunitas Amerika Latin. Sedangkan 27 % berasal dari masyarak kulit putih, dan angka terbesar 64%, berasal Dari kalangan kulit hitam

Keberadaan Muslim Hispanik ini memberikan pengaruh tersendiri, terutama dalam komunitasnya. Karena mereka tidak hanya memeluk islam, juga aktif melakuakn kegiatan untuk memperkenalkan islam, dan menggelar pengajian serta belajar bahasa arab. Kaum Hispanik menjadi minoritas yang cukup membawa pengaruh dalam perubahan keyakinan masyarakat Amerika.
Transisi Sulit

Menurut Jane I. Smith, professor Islamic Studies di Hartford Seminary Connecticut and dan pengarang “Islam in America” para pemeluk Islam ini biasanya menghadapi masa transisi yang sulit. Diantaranya adalah masalah keluarga.

“Itu memotong dua arah, antara ketaatan dan cultural.''

Bagi kalangan keluarga-keluarga Katolik Roma dan Protestan, ujar Smith, berita soal banyak warga Amerika Latin yang lebih tertarik dengan Islam ini datang sebagai pukulan. Selain itu, menggembirakan, namun, perkembangan ini sedikit mencemaskan seiring isu dan fitnah-fitnah terhadap kaum muslimin di negara itu peristiwa 11 September.

“Peristiwa 11 September telah mengangkat kecurigaan orang Amerika termasuk warga Latin menyangkut Islam,'' ujar Bedier.
“Bagaimanapun, reaksi sikap anti-Muslim reaksi yang tak menyenangkan menyebabkan para muallat Islam merasa cemas menyangkut keselamatan mereka.''

Menurut Perez, dengan pakaian barunya menggunakan hijab, dan rambutnya yang dimasukkan rapi di balik jilbab, orang sering salah mengira dirinya adalah perempuan Timur Tengah sampai dia menunjukkan bahasa aslinya.
“Ketika orang non-muslim Hispanik mendengarkanku berbicara Spanyol, mereka kaget dan mengatakan, , “Oh my God, kamu bicara bahasa Spanyol?'

Dia menambahkan, “Ini benar-benar sebuah kesempatan untuk mendidik banyak orang dan menunjukkan pada mereka bahwa dapat menjadi seorang keturunan Hispanik sekaligus menjadi muslim.”

Dia berharap, agar putri kesayangannya, Anisah Miranda, yang sering ditimang dalam pelukannya, agar suatu hari memeluk agama itu.
Kini, dengan agama barunya itu, Perez tak merasa kehilangangan apapun. Terutama kebiasaan lamanya yang dianggap buruk.

"Aku tidak kehilangan kebiasaan pesta itu, klub, mabuk-mabukan, dan apapun menyangkut itu,'' katanya. “ Aku tidak membutuhkan berada di luar sana. Islam bukan sekedar agama, tapi Ia adalah suatu jalan hidup.''

Warga Hispanik dilirik oleh Obama

Janji reformasi imigrasi dan perbaikan akses layangan kesehatan diutarakan kandidat AS dari Partai Demokrat, itulah janji yang dikeluarkan oleh Barack Obama kepada Hispanik Amerika. Sebagai blok pamilih yang sangat menentukan dalam pemilihan presiden bulan November..
"Saya memperjuangkan reformasi imigrasi yang komprehensif ketika berada di Senat dan saya akan menjadikannya sebagai prioritas utama pada tahun pertama saya menjabat sebagai presiden," kata Obama.
Dalam kampanye tersebut, Obama memaparkan posisinya terkait sejumlah isu, mulai dari perawatan kesehatan, status migran ilegal, serta usaha kecil. Ia mengakui, populasi Hispanik di AS, yang mencapai sekitar 44 juta, akan menjadi kunci bagi pertarungannya untuk mengkandaskan kandidat Partai Republik, John McCain.
"Jangan salah, komunitas Latin meletakkan pemilu ini di tangan Anda semua. Beberapa kontes-kontes terdekat pada bulan November ini akan diselenggarakan di sejumlah negara bagian seperti Florida, Colorado, Nevada, dan New Mexico yang jumlah populasi Latinnya terbilang besar," tegas Obama.
Saingan Obama, McCain, dijadwalkan menyampaikan pidato di depan konvensi